Sudah punya website bertahun-tahun, pengunjung banyak tetapi tidak ada yang beli. Inilah yang terjadi pada sahabat saya yang menjual beras di websitenya sejak tahun 2022.
Apakah website Anda juga terjebak dalam situasi ini? Traffic tinggi, tapi konversi nyaris nol? Kabar baiknya masalah ini bisa dipecahkan dan solusinya akan dibahas pada artikel ini.
Mengenal Konversi Website
Jika website Anda memiliki banyak traffic tapi minim konversi, maka hal pertama yang perlu dipahami adalah konsep konversi website.
Konversi terjadi ketika pengunjung melakukan tindakan yang kita inginkan, entah itu membeli produk, mendaftar newsletter, atau menghubungi tim sales.
Intinya sebuah tindakan atau aksi yang mendukung tujuan bisnis.
Jika traffic website tinggi tapi konversinya minim, coba cari tahu:
- Bagaimana pengunjung berinteraksi dengan website Anda?
- Apa yang membuat mereka ragu untuk mengambil tindakan?
Apabila Anda ingin memahami lebih lanjut mengenai konversi, silakan membaca artikel ini.
7 Kesalahan Umum yang Menghambat Konversi Website Anda
Jika Anda merasa konversi website rendah meski traffic tinggi, kemungkinan website Anda memiliki beberapa kesalahan berikut.
Kesalahan #1: Low quality traffic
Jumlah traffic penting, namun kualitas jauh lebih penting.
Jika bisnis Anda menjual produk untuk B2B, maka yang dibutuhkan adalah pengunjung yang relevan, seperti purchasing atau marketing manager di perusahaan.
Kesalahan yang sering terjadi adalah berfokus hanya pada angka traffic tanpa memeriksa kualitas audiens.
Misalnya: Melakukan promosi di TikTok tanpa melakukan riset audiens. Hasilnya mungkin menaikkan jumlah kunjungan website, tapi belum tentu meningkatkan penjualan perusahaan Anda.
Kesalahan #2 : Desain Website yang Membingungkan
Menurut penelitian, 88% konsumen enggan kembali setelah mendapatkan pengalaman buruk di sebuah website. Hal-hal yang bisa merusak pengalaman tersebut antara lain:
- Informasi awal yang kurang jelas. Pengunjung merasa tidak tahu apakah berada di website yang tepat.
- Desain tidak profesional. Memicu keraguan dan menurunkan kredibilitas brand.
- Navigasi rumit. Terlalu banyak menu atau opsi hingga membuat bingung.
- Link tersembunyi. Tombol penting sulit ditemukan.
Akibatnya? Pengunjung langsung kabur tanpa mengambil tindakan, dan potensi penjualan pun melayang.
Kesalahan #3: Kecepatan Loading Website Lambat
Bayangkan Anda sedang mencari informasi penting, tapi halaman web tak kunjung terbuka. Jengkel, bukan?
Hal serupa juga dirasakan calon pelanggan Anda. Jika halaman lambat, mereka akan pergi sebelum sempat melihat penawaran Anda.
Penyebab umum website lambat:
- Gambar atau video berukuran terlalu besar.
- Kualitas hosting kurang baik dan kekurangan resource.
- Kode dan script website kurang dioptimalkan.
- Tidak menerapkan teknik optimasi website, seperti: caching.
Dampaknya:
- Pengunjung kehilangan kesabaran dan meninggalkan website.
- Reputasi brand pun menurun.
- SEO Anda bisa terdampak negatif, karena Google lebih menyukai website yang cepat.
Ingin tahu berapa kecepatan website yang ideal? Silakan membaca artikel ini.
Kesalahan #4: Call to Action (CTA) yang Kurang Jelas
Ketika seseorang sudah tertarik dengan informasi Anda, maka muncul pertanyaan: “Lalu, apa langkah selanjutnya?”
Di sinilah CTA berperan penting. Jika tombol CTA Anda kecil, tersembunyi, atau hanya bertuliskan “Klik di sini”, pengunjung tidak akan tahu harus berbuat apa.
Kesalahan CTA yang sering terjadi :
- CTA ambigu. “Klik di sini” tanpa konteks lanjutan.
- Posisi CTA tidak strategis. Menyulitkan pengunjung melihat atau mengklik tombol.
Akibatnya, pengunjung pergi tanpa melakukan apa pun, dan merusak konversi website.
Kesalahan #5: Website Tidak Mobile-Friendly
Saat ini, kebanyakan orang lebih sering mengakses internet lewat smartphone ketimbang laptop. Jika website Anda tidak dapat diakses atau digunakan dengan baik di ponsel atau tablet, maka:
- Pengunjung akan kesulitan mencerna informasi yang ditampilkan di website.
- Besar kemungkinan Anda kehilangan calon pelanggan karena mereka pindah ke website kompetitor yang lebih nyaman diakses mobile.
Kesalahan #6: Tidak Memanfaatkan Data Pengguna
Website dapat menjadi aset yang sangat berharga untuk mengetahui perilaku pengunjung. Apa yang mereka klik? Halaman apa saja yang dikunjungi? Dari mana mereka berasal? Berapa lama mereka berada di website? Dan masih banyak informasi berharga lainnya yang bisa didapatkan.
Sayangnya, banyak pemilik website tidak menggunakan data ini untuk membuat keputusan. Padahal data dapat membantu Anda untuk:
- Menyesuaikan konten yang lebih relevan.
- Meningkatkan pengalaman dan kenyamanan bagi pengunjung.
Jika data tidak dimanfaatkan, website Anda terasa biasa saja, sehingga konversi pun menurun.
Kesalahan #7: Proses yang Terlalu Rumit
Dalam website yang menggunakan form (proses checkout e-commerce atau mengisi form kontak), sistem yang tidak efisien bisa membuat calon customer frustrasi. Contohnya:
- Form meminta informasi yang terlalu banyak.
- Pengunjung diminta untuk mengisi informasi yang tidak relevan. Misalnya: diminta mengisi alamat untuk produk digital.
- Janji yang tidak jelas setelah mengisi form. Visitor butuh kejelasan data tersebut akan digunakan untuk apa dan bagaimana proses selanjutnya.
Dampaknya :
- Pengunjung merasa proses mengisi form terlalu merepotkan sehingga akhirnya membatalkan proses.
- Enggan mengisi form karena takut data pribadi disalahgunakan.
Solusi Meningkatkan Konversi Website
Ingin memperbaiki semua masalah di atas? Berikut beberapa langkah praktis yang bisa Anda terapkan.
#1: Bidik Audiens yang Tepat
Sesuaikan marketing campaign agar menarik pengunjung yang relevan dengan bisnis Anda. Fokus pada kualitas, bukan sekadar kuantitas.
#2: Optimalkan Desain Website, jika diperlukan Lakukan Desain Ulang
Pastikan tampilan website menggambarkan profesionalisme bisnis, tata letak intuitif, dan navigasi mudah dipahami. Gunakan panduan ini sebagai acuan apabila ingin merombak desain website.
#3: Optimalkan Hero Banner Website
Hero banner di halaman utama harus memuat pesan yang jelas dan memikat, sekaligus call to action yang menonjol. Tipsnya dapat Anda baca pada artikel ini.
#4: Optimalkan Kecepatan Website
Kompres gambar, gunakan hosting yang andal, dan terapkan caching. Gunakan PageSpeed Insights untuk mendiagnosis dan meningkatkan kecepatan website.
#5: Perbaiki Call to Action (CTA)
Buat tombol CTA yang mudah dilihat, dengan teks persuasif seperti “Beli Sekarang” atau “Konsultasikan Sekarang.” Lakukan A/B testing untuk meningkatkan conversion rate.
#5: Pastikan Website Responsif
Pastikan tampilan website tetap optimal di desktop, tablet, maupun ponsel. Lakukan pengetesan dengan tools ini.
#6: Manfaatkan Data Pengguna
Pasang Google Analytics untuk mempelajari halaman mana yang paling sering dikunjungi, waktu kunjungan, dan perilaku pengguna lainnya. Gunakan data ini untuk menyesuaikan konten, meningkatkan navigasi, dan menambahkan penawaran yang relevan.
#7: Sederhanakan Proses Mengisi Form
Jika form terlalu panjang, pangkas field yang tidak perlu. Pastikan Anda menyampaikan manfaat jelas setelah pengunjung submit data (misalnya, “Dapatkan E-book Gratis” atau “Konsultasi 15 Menit Tanpa Biaya”).
Saatnya Meningkatkan Konversi Website Anda
Meningkatkan konversi website tidak selalu soal menambah traffic. Kuncinya adalah memperbaiki pengalaman pengunjung dan membuat mereka nyaman sehingga termotivasi untuk mengambil tindakan.
Hindari kesalahan umum yang sudah dibahas di atas, dan mulailah membangun website profesional yang membuat bisnis Anda standout.
Semoga bermanfaat dan selamat memperbaiki website Anda!
Butuh bantuan mengoptimalkan website? Konsultasikan dengan tim Imajiner dan temukan solusi konversi untuk bisnis Anda.