Bayangkan skenario ini, Andy sedang berjalan-jalan di sebuah mall besar.
Langkahnya terhenti di depan toko jam tangan yang cukup mewah.
Perhatiannya tertuju kepada satu jam tangan dari brand terkenal.
“Wow, keren banget nih!” kata Andy dalam hati.
Andy bergegas masuk ke toko tersebut, meminta penjaga toko mengambilkan jam tangan yang menarik perhatiannya, kemudian mencobanya di pergelangan tangan.
Setelah itu, Andy menanyakan harga produk dan informasi lainnya seperti garansi dan servis.
Andy merasa cocok dengan produk tersebut.
Tak lama kemudian Andy meninggalkan toko tersebut tanpa membeli barang apa pun dan tidak pernah kembali lagi.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Let’s say Andy tertarik dengan jam tangan tersebut dan mempunyai uang yang cukup untuk membelinya.
Kita bisa berpendapat bahwa Andy adalah prospek yang sangat potensial.
Namun pertanyaanya “apakah dia pasti akan membelinya saat itu juga?”
Jawabannya belum tentu.
Mungkin saja saat itu Andy:
- Hanya ingin lihat-lihat
- Masih memiliki jam tangan dalam kondisi layak pakai
- Ingin membandingkan harga dengan toko lain
- Teringat urusan mendadak yang jauh lebih penting
Banyak sekali alasan yang dapat menyebabkan Andy tidak jadi membeli jam tangan yang disukainya.
Dalam istilah Buyer’s Journey, Andy masih berada pada tahap consideration.
Poin pentingnya adalah Andy memiliki ketertarikan terhadap barang tersebut, namun sayangnya pemilik toko tidak dapat menjangkau Andy kembali.
Kebanyakan orang tidak langsung membeli pada kesempatan pertama
Menurut Sales Force, Anda butuh 6-8 kali kontak sebelum berhasil menjual produk ke customer.
Dan menurut data, hanya 3 persen dari pengunjung yang melakukan transaksi pada kunjungan pertama di situs e-commerce.
Lalu bagaimana caranya kita dapat memperbanyak kontak dengan prospek agar mereka semakin tertarik untuk membeli? Jawabannya adalah dengan melakukan retargeting.
Apa itu Retargeting?
Retargeting adalah kegiatan mempromosikan brand / produk Anda kepada orang yang sudah menunjukkan ketertarikan terhadap produk Anda sebelumnya.
Sebagai contoh, Anda mengunjungi sebuah e-commerce jam tangan tanpa membeli apa-apa.
Saat Anda sedang browsing Facebook, tiba-tiba muncul iklan jam tangan tersebut.
“Loh, ini kan jam tangan kulit yang saya lihat di website!”
Iklan tersebut akan membuat Anda teringat kembali akan produk yang pernah Anda kunjungi.
Mungkin saja Anda akan mengklik iklan, mengunjungi kembali e-commerce tersebut, dan melakukan pembelian.
That’s the power of retargeting.
Seberapa efektifkah retargeting?
Menurut ThriveHive, retargeting mampu meningkatkan conversion rate hingga 147%!
Wow, menarik!
Cara Melakukan Retargeting
Jika Anda serius ingin meningkatkan penjualan dan profit, tentu Anda sudah tidak sabar ingin melakukan retargeting.
Di artikel ini akan dibahas 4 cara melakukan retargeting, baik berbayar maupun gratis.
Check this out!
1) Facebook & Instagram Ads
Jika Anda mempunyai akun Facebook dan Instagram, tentu Anda sudah tidak asing dengan iklan yang muncul.
Banyak yang berpendapat iklan tersebut mengganggu, tapi tidak sedikit juga yang mengklik iklan tersebut karena tertarik dan melakukan transaksi.
Mungkin selama ini Anda hanya berperan sebagai konsumen iklan, tapi tentu Anda juga dapat menjadi pemasang iklan dan menarik pengunjung Anda!
Cara melakukan retargeting dengan FB Ads:
- Install Facebook Pixel di website Anda
- Buat akun Ads Manager
- Buat campaign
- Pada Ad Sets, gunakan Pixel sebagai target audiens
2) Google Display Network Ads
Jika Anda sering browsing website, maka pasti Anda cukup sering menjumpai banner iklan yang muncul di berbagai website.
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana cara pemilik website memilih produk / brand mana yang dipasang di websitenya?
Jawabannya adalah “terserah Google”.
Yup, pemilik website cukup menyediakan tempat dan selanjutnya Google akan memilih iklan yang relevan untuk ditampilkan ke pengunjung website.
Di sini kita ingin bertindak sebagai pemasang iklan, bukan sebagai penyedia tempat iklan.
Cara melakukan retargeting dengan Google Ads:
- Buat akun Google Ads
- Buat remarketing list
- Buat campaign Display Network
- Gunakan remarketing list sebagai target ads
3) Email Marketing List
Mungkin Anda tidak ingin membuang uang untuk biaya iklan?
No worries! Ada cara untuk melakukan retargeting tanpa membayar iklan.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan email.
Cara melakukan retargeting dengan email:
- Ajak pengunjung website Anda mendaftarkan emailnya pada form yang disediakan di halaman website
- Anda dapat menggunakan promo, diskon, newsletter, atau free gift sebagai insentif
- Buat email list dari daftar email yang Anda kumpulkan. Anda juga dapat memanfaatkan email marketing software (contoh : Aweber, MailChimp, Kirim Email) untuk mengotomatisasi proses ini
- Kirim email ke list Anda (email blast) yang berisi ajakan untuk mengunjungi website, melakukan pembelian, atau informasi lainnya
4) Push Notification
Push Notification merupakan inovasi retargeting yang sangat fenomenal.
Ketika pengunjung masuk ke website Anda, maka akan muncul permintaan ijin untuk mengirimkan notifikasi.
Jika pengunjung mengijinkan, Anda dapat mengirimkan notifikasi di device audiens Anda, kapan pun Anda mau.
Jauh lebih mudah dibandingkan mengumpulkan email bukan?
Cara melakukan retargeting dengan Push Notification
- Install fitur Push Notification di website Anda (One Signal, Fox Push, Subscribers)
- Kirim notifikasi ke subscriber Anda yang berisi ajakan untuk mengunjungi website, melakukan pembelian, atau informasi lainnya
- Itu saja, simple sekali
Penutup
Retargeting merupakan metode yang sangat efektif untuk meningkatkan penjualan Anda.
Selain menarik prospek yang belum bertransaksi, retargeting juga dapat menarik customer yang sudah pernah bertransaksi untuk melakukan pembelian berulang.
So, apakah Anda sudah melakukan retargeting? Cara apa yang menjadi andalan Anda?
Bagikan pengalaman Anda pada kolom komentar.