Jika Anda menggunakan jasa profesional untuk membuat website, kemungkinan besar Anda akan diinfokan mengenai adanya biaya per tahun yang meliputi biaya perpanjangan dan maintenance.
Mungkin Anda bertanya-tanya:
- Mengapa perlu ada biaya per tahun?
- Apa yang dimaksud dengan perpanjangan dan maintenance?
- Apakah maintenance website memang diperlukan?
- Apa saja pekerjaan yang termasuk di dalam maintenance?
- Berapa biayanya?
Jika Anda memiliki pertanyaan yang serupa, artikel kali ini akan sangat bermanfaat untuk Anda, karena kami akan menjelaskannya secara detail.
Mari kita mulai.
#1 Mengapa perlu ada biaya perpanjangan website setiap tahun?
Kok buat website harus ada biaya per tahun? Kenapa tidak bayar sekali saja untuk selamanya? Memang harus seperti itu atau hanya akal-akalan web developer?
Mungkin ada yang berpikir seperti ini.
Jawaban yang betul dan jujur adalah:
Ya, memang perlu (pasti) ada biaya perpanjangan.
Berikut penjelasannya:
Agar website dapat diakses, kita memerlukan domain dan hosting.
Domain merupakan nama website yang digunakan user untuk mengakses website dengan mengetikkan-nya di browser.
Kepemilikan domain tidak abadi dan perlu diperpanjang minimal setahun sekali.
Jika tidak diperpanjang, maka kita akan kehilangan hak kepemilikan dari domain, sehingga pihak /orang lain diperbolehkan menggunakan domain tersebut.
Sedangkan hosting atau web hosting merupakan fasilitas atau layanan yang berperan dalam menyimpan data atau informasi pada website dan menampilkannya sewaktu ada user mengunjungi website.
Sebagai contoh:
- Ketika Anda mengetik imajiner.id/contact-us, maka Anda akan melihat halaman Contact dari web Imajiner.
- Ketika Anda mengetik halaman imajiner.id/blog, maka akan muncul halaman yang berisi kumpulan blog / artikel.
Inilah peran yang dijalankan oleh web hosting.
Artinya, hosting ini wajib dimiliki jika kita ingin membuat website yang dapat diakses oleh umum.
Alasan utama mengapa perlu ada biaya perpanjangan website setiap tahun adalah karena ada 2 komponen utama, yaitu domain dan hosting yang perlu dibayarkan setiap tahunnya agar website tetap aktif.
#2 Apa yang dimaksud dengan perpanjangan dan maintenance website?
Selain perpanjangan, biasanya Anda juga akan mendengar istilah “maintenance”.
Yang perlu Anda ketahui, perpanjangan dan maintenance adalah 2 proses yang berbeda.
Maintenance merupakan suatu proses perawatan berkala agar website tetap berjalan dan berfungsi dengan optimal.
Perpanjangan memang perlu dilakukan minimal setahun sekali, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.
Sedangkan untuk maintenance sebetulnya bersifat opsional.
Boleh iya, boleh juga tidak.
Pertanyaannya apakah perlu?
#3 Apakah maintenance website memang diperlukan?
Perlu atau tidaknya proses maintenance website bergantung pada kebutuhan.
Selama website dapat bekerja dengan baik-baik saja, mungkin Anda tidak merasa ada urgensi untuk maintenance.
Namun jika website ingin selalu berjalan tanpa gangguan, dengan performansi (baik dari segi kecepatan maupun keamanan) yang tetap baik, maka maintenance sangat disarankan untuk dilakukan.
Mari kita ambil contoh website yang dibangun menggunakan WordPress.
Di tahun 2022, terdapat lebih dari 16 pembaruan pada versi WordPress (3 diantaranya merupakan perubahan major).
Di WordPress juga ada theme dan plugin yang juga sering diperbarui.
Tergantung dari theme dan plugin yang digunakan di website, jika di-total, maka dalam setahun bisa ada puluhan bahkan ratusan pembaruan.
Pembaruan ini dapat memiliki banyak tujuan, mulai dari perbaikan keamanan, perbaikan bugs / kompabilitas, penambahan fitur, peningkatan performansi, dsb.
Dengan melakukan update secara rutin, maka website Anda dapat memanfaatkan benefit dari pembaruan ini.
Jadi untuk menjawab apakah maintenance website diperlukan atau tidak, maka jawabannya adalah tergantung. Namun maintenance cukup disarankan, khususnya untuk website yang bersifat penting.
#4 Apa saja pekerjaan yang termasuk di dalam maintenance website?
Sebagai customer, biasanya Anda tidak perlu terlalu memikirkan apa saja pekerjaan yang dilakukan di proses maintenance ini, karena fokus utama Anda adalah menggunakan / mengoperasikan website dengan nyaman dan optimal.
Maintenance ini ibaratnya adalah garansi.
Masalah apapun dan kapanpun, Anda ingin semuanya dapat ditangani oleh penyedia jasa dengan baik.
Tapi setiap vendor biasanya memberikan layanan maintenance yang berbeda-beda dan memiliki ruang lingkup tertentu.
Ada vendor yang hanya menyediakan maintenance dasar saja, misalnya: yang penting website dapat diakses, namun masalah kecil tidak ditangani (seperti: lambat, error kecil, beberapa elemen tidak berfungsi baik)
Ada yang dapat membantu hingga masalah lebih luas, misalnya: mengoptimasi kecepatan, troubleshooting masalah kecil.
Ada juga yang memberikan hingga bantuan support, misalnya: siap memberikan penjelasan dan bantuan sewaktu ada kendala, membantu meng-update konten website.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda membahas hal terkait maintenance ini secara detail di awal agar sesuai dengan ekspektasi Anda.
#5 Berapa biaya perpanjangan dan maintenance website per tahun?
Sekarang kita masuk ke topik yang mungkin paling ditunggu-tunggu, yaitu biaya.
Sayangnya topik ini paling sulit dijawab dengan tepat, karena semuanya serba tergantung dengan pilihan.
Tapi jangan kecewa dahulu, setidaknya Anda akan mendapatkan gambarannya.
Pertama, kita bahas dari 2 komponen wajib terlebih dahulu, yaitu domain dan hosting.
Biaya perpanjangan domain tergantung dari ekstensi (.com, .org, .co.id, dsb.) yang digunakan dan juga registrar domain tersebut.
Biasanya domain .com berkisar dari Rp.150.000 hingga Rp.200.000
Domain .co.id berkisar dari Rp.350.000 hingga Rp.400.000
Untuk biaya perpanjangan hosting tergantung dari spesifikasi server yang digunakan dan juga provider-nya.
Shared hosting yang murah dapat berkisar dari Rp.400.000 hingga Rp.1.500.000, sedangkan untuk VPS / Dedicated Server berkisar di jutaan rupiah.
Jadi untuk biaya perpanjangan domain dan hosting akan cukup bervariasi, mulai dari Rp.500.000 hingga jutaan.
Selanjutnya, kita akan bahas dari kegiatan maintenance.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, setiap vendor memberikan ruang lingkup maintenance yang berbeda-beda.
Karena itu tidak heran jika harganya akan bervariasi juga
Biasanya 35-70% dari biaya pembuatan awal adalah biaya maintenance per tahun yang cukup wajar.
Pertanyaan Tambahan: Bisa Tidak Maintenance atau Perpanjangan Sendiri
Mungkin Anda berpikir dengan melakukan maintenance dan perpanjangan secara mandiri (tanpa menggunakan jasa vendor), Anda dapat menghemat biaya yang signifikan.
Pertanyaannya apakah bisa?
Secara teori tentu bisa.
Syaratnya, Anda harus memiliki:
- akses domain yang digunakan
- layanan hosting yang aktif
- source code website untuk “dipasang” pada hosting
- pengetahuan teknis yang cukup untuk melakukan seluruh konfigurasi dengan benar
Jika domain didaftarkan oleh vendor, maka Anda harus meminta EPP Code untuk men-transfer kepemilikan domain.
Kemudian Anda harus membeli layanan hosting, melakukan konfigurasi Domain Name System (DNS) agar sesuai dengan IP address hosting, “memasang” source code website di hosting tersebut, dan melakukan beberapa hal teknis lainnya.
Sayangnya, tidak semua vendor dapat bekerja sama dengan baik di proses ini.
Berdasarkan pengalaman, sering terjadi kasus di mana penyedia jasa menolak untuk memberikan akses yang dibutuhkan.
Karena itu, sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan suatu vendor, kami sangat menyarankan Anda untuk:
- meminta transparansi di awal, mengenai apa yang Anda dapatkan, bagaimana prosedurnya jika kerja sama tidak dilanjutkan
- memilih partner terpercaya yang dapat bekerja sama dengan baik.
Kami pernah membahas lebih lanjut mengenai tips memilih jasa pembuatan website yang tepat di artikel ini.
Apabila proses di atas sudah dilakukan dengan benar, maka selanjutnya Anda tinggal melakukan perpanjangan domain dan hosting secara berkala, juga melakukan maintenance sendiri.
Namun di sini kami sekedar mengingatkan, proses maintenance tidaklah semudah yang dibayangkan, apalagi untuk Anda yang tidak ingin berurusan dengan hal-hal teknis.
Kembali menggunakan contoh WordPress:
Tidak jarang satu website menggunakan plugin yang saling berkaitan satu dengan yang lain.
Tidak jarang juga plugin-plugin yang berkaitan tersebut dikembangkan oleh developer yang berbeda.
Misalnya, plugin A berhubungan dengan plugin B.
Sewaktu plugin A di-update ke versi terbaru, bisa saja muncul masalah karena ada konflik atau hal yang tidak kompatibel dengan plugin B.
Harusnya masalah ini ditangani oleh developer dari plugin B, dan kemudian mengeluarkan versi update dari plugin B. Namun tidak semua developer mampu (dan mau) menangani masalah dengan cepat.
Oke, sudah mulai terbayang rumitnya kan?
Yang lebih parah lagi, kadang sumber masalah itu tidak dapat kita ketahui dengan jelas.
Contoh barusan adalah informasi yang didapatkan setelah sumber masalah ditemukan. Namun untuk menemukan sumber masalah tersebut, kita sendiri yang harus melakukan troubleshooting.
Jadi, jika Anda tidak ingin direpotkan dengan resiko seperti ini, maka disarankan menggunakan layanan maintenance.
Kesimpulan
Biaya perpanjangan tahunan merupakan biaya wajib yang tidak bisa dihindari jika kita ingin memiliki website.
Pasti ada biaya dasar yang harus dibayarkan per tahunnya untuk domain dan hosting.
Maintenance bersifat opsional dan biayanya dapat bervariasi, tergantung kebutuhan dan layanan yang diberikan oleh masing-masing penyedia jasa.
Untuk Anda yang tidak ingin berhadapan dengan hal teknis, disarankan untuk menyerahkan maintenance ke vendor yang Anda pilih.
Semoga artikel kali ini memberikan Anda informasi yang jelas mengenai perpanjangan dan maintenance website.
Apabila Anda memiliki pertanyaan yang belum terjawab di artikel ini, silakan sampaikan pada kolom komentar ya.