Di zaman modern ini, ada banyak cara dan tools untuk membuat website.
Ada yang membuat website menggunakan Wix, Webflow, Weebly, Shopify.
Ada yang membuat pakai WordPress, Joomla, Drupal.
Ada juga yang menggunakan Laravel, Django, Next.js, Ruby on Rails.
Dan lain sebagainya.
Sebagai user, Anda memang tidak perlu terlalu peduli dengan tools yang digunakan. Yang penting website dapat bekerja sesuai kebutuhan.
Tapi tahukah Anda pemilihan tools ini berdampak signifikan terhadap biaya, waktu pengerjaan, potensi pengembangan website Anda? Tentu ini penting untuk Anda.
Artikel kali ini akan membahas perbedaan dari masing-masing tools dan membantu Anda mengambil keputusan yang tepat.
Apa perbedaan dari Website Builder, Framework, dan CMS?
Pertama, mari kita bahas secara singkat perbedaan dari masing-masing software / tools, beserta kelebihan dan kekurangannya.
Seperti yang sudah kita bahas di awal, ada banyak sekali tools yang tersedia. Namun, biasanya kita bisa bagi jenisnya ke dalam 3 kategori.
#1 Website Builder
Website builder merupakan tools modern yang mengedepankan kemudahan. Dengan menggunakan tools ini, pembuat tidak perlu paham coding sama sekali untuk dapat membuat website yang fungsional. Web builder biasanya dilengkapi dengan fitur drag and drop dan template siap pakai.
Kelebihan website builder
- mudah digunakan dan dioperasikan
- proses protoyping dan development web yang cepat
- tidak perlu berhadapan dengan hal teknis, baik saat development maupun maintenance
- relatif murah
Kekurangan website builder
- fitur cenderung terbatas
- kustomisasi terbatas
- ketergantungan terhadap platform web builder
Website builder biasanya cocok untuk membuat website company profile atau online shop sederhana, namun kurang cocok untuk website yang membutuhkan kustomisasi atau fitur khusus.
Beberapa contoh website builder yang populer: Wix, Weebly, Squarespace, Shopify.
#2 Framework
Framework atau web framework adalah software yang dirancang untuk memudahkan pengembangan web dan aplikasi. Untuk menggunakan framework ini diperlukan skill dan pemahaman IT yang baik.
Jika website builder menawarkan keunggulan di fitur no-coding, justru framework ini kebalikannya, semua yang di-develop serba memerlukan coding.
Poin ini yang menjadi daya tarik dari framework, karena setiap elemen dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan.
Kelebihan framework
- website dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan
- performansi dan keamanan yang cenderung lebih baik
Kekurangan framework
- memerlukan skill yang mumpuni untuk mengembangkan dan mengelola website
- memerlukan waktu yang relatif lama untuk development dan uji coba
- memerlukan effort dan cost yang relatif besar
Web framework sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk membuat web sederhana hingga aplikasi web dengan kompleksitas tinggi. Namun idealnya, framework digunakan untuk mengembangkan website dengan fitur kustom.
Beberapa contoh web framework yang populer: Laravel, Codeigniter, Django, Ruby on Rails, Next.js
#3 Content Management System (CMS)
Setelah website builder dan framework, ada satu lagi jenis tools yang biasa digunakan untuk membuat website, yaitu Content Management System (CMS).
Bisa dibilang CMS merupakan pilihan yang paling populer karena cocok untuk sebagian besar kebutuhan web.
Dan juga karena WordPress.
Kelebihan CMS
- populer, mudah menemukan developer yang menyediakan opsi CMS
- mudah digunakan oleh user untuk mengupdate konten
- fitur dapat dikustomisasi (meskipun tidak sefleksibel framework)
- biaya development dan maintenance yang relatif murah dibandingkan framework
Kekurangan CMS
- memerlukan developer dengan keahlian yang baik
- memerlukan effort yang cukup besar untuk mengoptimalkan performansi dan security
- memerlukan proses maintenance yang tidak mudah
CMS merupakan pilihan yang baik untuk sebagian besar kebutuhan website. Cukup fleksibel untuk dapat dikembangkan dan tidak sesulit / semahal dibandingkan menggunakan framework.
Sayangnya, CMS seringkali memiliki image buruk (seperti: lambat dan mudah di-hack), namun sebetulnya masalah ini lebih sering diakibatkan oleh developer itu sendiri.
Di tangan developer handal, web yang dibangun menggunakan CMS akan menjadi web canggih. Sedangkan di tangan developer yang kurang handal, web yang dihasilkan dapat menjadi aib perusahaan.
Beberapa contoh CMS yang populer: WordPress, Joomla, Drupal.
Bagaimana cara menggunakan informasi ini?
Anda kini sudah cukup memahami secara dasar perbedaan dari masing-masing software / tools. Informasi ini akan sangat bermanfaat ketika Anda mencari vendor atau jasa untuk pembuatan website Anda.
Kemungkinan besar Anda akan menemukan penawaran yang bervariasi.
Ada yang menawarkan developing from scratch (Framework), menggunakan CMS, ataupun template siap pakai.
Biaya, waktu pengerjaan, maupun maintenance yang ditawarkan pasti juga akan berbeda.
Dan tidak perlu heran jika perbedaannya bisa berkali-kali lipat.
Pilihan mana yang terbaik?
Saatnya kita menggunakan informasi yang dimiliki untuk membantu pengambilan keputusan.
Tentukan website seperti apa yang hendak dibuat / di-develop beserta ruang lingkupnya
Apakah Anda ingin membuat web company profile sederhana? Ataukah online shop? Ataukah aplikasi web khusus?
Kita perlu memahami dengan baik apa yang menjadi kebutuhan agar dapat mengetahui opsi yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Misalnya:
- Untuk membuat web company profile sederhana kita dapat menggunakan opsi apapun: web builder, CMS, maupun framework.
- Pada kasus web online shop dengan fitur rumit, opsi yang memungkinkan adalah CMS dan framework. Sedangkan di kasus web aplikasi khusus, mungkin hanya framework yang dapat menjadi opsi.
Temukan faktor yang dapat menentukan keberhasilan website Anda
Selanjutnya, kita perlu memikirkan faktor utama apa yang dapat menentukan keberhasilan dari website yang ingin di-develop.
Misalnya:
Anda ingin membuat website company profile dan menurut Anda yang terpenting adalah
- tampilan website harus menarik dan profesional
- isi konten lengkap dan informatif
Maka Anda dapat membuat website dengan biaya lebih murah dalam waktu lebih cepat, jika menggunakan web builder atau CMS, dibandingkan dengan menggunakan framework.
Lain cerita jika,
Anda butuh website company profile yang kecepatannya perlu dimaksimalkan hingga ke titik tertinggi, karena menurut konsultan perusahaan Anda, delay 1 detik dapat mengakibatkan perusahaan rugi banyak.
Maka di kasus ini framework justru dapat menjadi opsi terbaik.
Singkatnya, Anda perlu menemukan faktor utama yang dapat menentukan keberhasilan website Anda, kemudian menganalisa apakah faktor tersebut dipengaruhi oleh pemilihan tools.
Tentukan rencana pengembangan di kemudian hari
Apabila di kemudian hari Anda memiliki rencana untuk mengembangkan web lebih lanjut, maka hal ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan Anda.
Misalnya:
Saat ini Anda hanya membutuhkan web company profile sederhana, tapi dalam waktu beberapa bulan ke depan Anda akan mengintegrasikan sistem khusus di web Anda.
Skenario 1: Membuat web company profile menggunakan framework yang kompatibel dengan sistem khusus yang akan diintegrasikan nanti.
Skenario 2: Membuat web company profile menggunakan website builder.
Skenario 1 memang terkesan overkill untuk saat ini, namun akan memudahkan pengembangan web Anda di kemudian hari.
Skenario 2 mudah untuk dijalankan saat ini, namun mungkin ke depannya web company Anda perlu dibuat ulang.
Untuk menentukan pilihan terbaik perlu dilakukan analisa mendalam. Contoh di atas hanya untuk memberikan gambaran bahwa rencana pengembangan di kemudian hari perlu menjadi faktor yang Anda pertimbangkan.
Mengelola website
Mengelola website juga tidak kalah penting. Jangan lupa untuk mempertimbangkan effort yang dibutuhkan dalam mengelola website.
Jika Anda memiliki tim internal yang sudah memiliki keahlian atau kebiasaan menggunakan tools tertentu, maka akan lebih baik jika website yang dikembangkan juga menggunakan tools tersebut.
Jangan sampai website sulit digunakan oleh user dan malah menghambat efektivitas penggunaan.
Misalnya:
Website perusahaan Anda akan digunakan oleh tim marketing untuk mempublikasikan konten secara harian. Tim marketing sudah memiliki pengalaman menggunakan WordPress, maka sebaiknya web juga dikembangkan dari WordPress.
Dengan ini, tim marketing tidak perlu menghabiskan waktu untuk mempelajari dan membiasakan diri dalam mengoperasikan tools baru.
Kesimpulan
Setiap kasus cenderung memiliki solusi yang berbeda.
Mungkin di kasus tertentu menggunakan CMS jauh lebih smart dan cost efficient. Tapi bisa jadi di kasus lain, menggunakan framework merupakan keputusan bijak.
Dengan memilih opsi yang tepat, Anda akan mendapatkan website yang tepat sasaran dengan budget yang pantas.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda.